Peran Guru Sosiologi dalam Pembangunan Desa

Oleh: Suhadi (Guru Sosiologi SMA N 1 Pamotan) 

Guru Sosiologi SMA bisa apa dalam pembanguna desa? Pertanyaan menggelitik ini tidak hanya bisa ditinggal sambil lalu saja oleh para guru sosiologi SMA. Pertanyaan ini juga tidak cukup didengar kemudian dijawab dengan alasan yang menjauhkan harapan. Ini pertanyaan penting karena posisi guru sosiologi diperhitungkan dalam pembanguna desa dimasa depan. Sayang jika pertanyaan ini hanya terselesaikan jauh api dari panggang, alias menjauhkan guru sosiologi dari aktor pembangunan.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada dua hal yang perlu perhatikan. Pertama, apakah ada hubungan kurikulum sosiologi dengan desa? Kedua, jika ada hubungannya, lantas produk apa yang dapat dihasilkan dari proses pembelajaran sosiologi di SMA? Ketiga, jika mampu menghasilkan produk pembelajaran, apakah produk itu dapat digunakan untuk mendukung pembangunan desa?

Melihat kurikulum sosiologi SMA, secara umum dapat dipetakan dalam tiga hal. Pertama, kurikulum dikelas sepuluh yang memuat tentang masyarakat sebagai objek kajian. Materi yang disampaikan sebagian besar menggunakan sudut pandang interaksionisme simbolik. Kedua, kurikulum dikelas sebelas yang memuat tentang struktur sosial. Materi yang disampaikan semakin kontret karena dalam materi kelas dua ini cenderung mengajak siswa untuk mengidentifikasi apa saja unsur-unsur yang menyatu dalam masyarakat serta potensinya. Materi kedua ini cenderung didominasi dengan perspektif konflik. Selanjutnya pada kelas dua belas, materinya sebagian besar memuat  tentang bagaimana memahami dan mengidentifikasi perubahan-perubahan sosial yang terjadi serta praktik penelitian sosial sederhana. Sebagian besar materi sosiologi kelas akhir SMA ini didominasi dengan sudut pandang fungsionalisme struktural.

Melihat kurikulum sosiologi yang dapat digunakan untuk mengidentifkasi masyarakat, jelas kurikulum sosioplogi SMA memiliki hubungan dengan kajian desa. Karena secara logis kurikulum sosiologi SMA memiliki hubungan dengan desa, maka langkah selanjutnya adalah memilikir produk pembelajaran apa dapat ditawarkan dalam mensupport pembangunan, adalah banyak ragam dan pilihannya.

Secara metodologis, sosiologi lebih dekat dengan kajian studi lapangan, maka beberapa pilihan yang dapat diciptakan dalam produk pembelajaran diantaranya "hasil studi lapangan desa", "foto desa", dan "film desa". Secara administratif, proses pembangunan desa selalu membutuhkan tentang informasi desa dalam bentuk laporan deskriptif, foto-foto tentang keadaan fisik desa, hingga video yang memberi informasi tentang bagaimana keadaan desa sekarang. Produk-produk pembelajaran ini akan menjadi menarik ketika dijadikan portfolio siswa. Secara konsep, jenis produk pembelajaran siswa dalam kurikulum sosilogi SMA memiliki hubungan dengan apa saja yang diperlukan dalam membangunan desa. Hanya saja menunggu keberanian guru sosiologi SMA.

Kemudian bagaimana menggunakan produk portfolio siswa ini, merupakan jawaban dari apakah produk pembelajaran sosiologi SMA mampu mendukung pembangunan desa. Sebelum produk pembelajaran di dapat digunakan sebagai instrumen pembangunan desa, yang perlu dijawab adalah apakah produk pembelajaran itu dapat meyakinkan masyarakat desa, bahwa isi produk pembelajaran itu benar adanya.

Untuk membuat produk pembelajaran siwa yang isinya diyakini kebenarannya, maka aspek metodologis pembelajaran dan produk hasil pembelajaran harus terpenuhi. Untuk memenuhi aspek metodologis yang diyakini kebenarannya, guru sosiologi dapat menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis riset atau penelitian. Pembelajaran berbasis riset ini jelas secara metodologis memenuhi aspek kebenaran. Karena dalam proses pembelajaran tersebut memuat tentang sistematika berfikir yang logis, metodologis, kritis, dan analitis. Pembelajaran berbasis riset ini juga adaptif digunakan dalam kuriulum tingkat satuan pendidikan, terlebih kurkulum saintifik yang sangat kental dalam kurikulum 2013 yang akan diberlakukan secara serentak dikemudian hari.

Dengan melihat aspek yakin benar terhadap produk pembelajaran dalam mata pelajaran sosiologi ini, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sikap dan tindakan dari aktor pembangunan desa. Jika syarat kemauan mereka adalah aspek kebenaran produk pembelajaran, maka jawabnya adalah produk pembelajaran sosiologi SMA sangat membantu proses pembangunan desa.

Keberadaan SMA yang tersebar disegala penjuru kepulauan Indonesia, maka peranan guru sosiologi dalam pembangunan desa, akan menjadi penting sumbangsihnya. Siapa menjadi apa, dan siapa melakukan apa, merupakan pantas disematkan pada pribadi-pribadi guru sosiologi SMA, dalam rangka mendedikasikan jiwa dan raga kita, untuk Indonesia. Bangkitlah Guru Sosiologi Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.